Categories
Uncategorized

KONDISI Bayi 1 Bulan Korban Kelalaian Perawat, Pendarahan di Kepala, Masuk ICU, Ibu: ‘Saya Hancur!’

‘Siapa yang tidak dihancurkan?’ Hati ibu mana yang tidak teriris saat melihat anaknya harus dilarikan ke ICU. BANDAR TOTO DAN SLOT TERPERCAYA DI ASIA 2023 BELIJITU

Sang ibu menceritakan bagaimana kelalaian perawat membuat kondisi anaknya semakin parah.

Setelah semua yang terjadi, pihak rumah sakit hanya meminta maaf atas kejadian tersebut.

Seperti apa kronologi lengkapnya? Ngamen Jitu Situs Togel Dan Slot Gacor terbaik 2023

Kisah seorang ibu sedih yang bayinya kritis akibat kelalaian perawat
Kisah seorang ibu yang sedih karena bayinya kritis akibat kelalaian seorang perawat
Inilah kisah lengkap seorang bayi berusia satu bulan yang mengalami pendarahan, diduga akibat kelalaian perawat di rumah sakit. Link Alternatif Login & Daftar PRABUTOTO Togel

Seorang bayi berusia satu bulan mengalami pendarahan setelah ibunya menemukan darah di kantong kolostomi anaknya.

Sebagai informasi, bayi berusia satu bulan itu baru saja diperiksa darahnya.

Namun, saat orang tua bayi melaporkan adanya darah di kantong kolostomi, perawat rumah sakit membantah bahwa itu bukan darah.

Kisah ini dialami Chintia dan sempa di akun Instagram pribadinya, @sucichintia88.

Awalnya, bayi berusia satu bulan bernama Lanala Ayudisa Halim didiagnosa ileostomi dan disfungsi hati oleh RS Pelni.

Bayi tersebut kemudian dirujuk ke ABAB Jakarta Barat pada 12 Juli 2023.

Lanala kemudian dirawat di NICU karena fesesnya encer dan didiagnosis diare dan dehidrasi.

Kondisi bayi 1 bulan korban kelalaian perawat masih kritis

RSAB telah mengizinkan Lanala pulang setelah menjalani perawatan.

Namun karena berat badan bayi turun, Chintia berinisiatif menghubungi dokter bedah di RS Pelni untuk membantu menyampaikan kondisi pasien.

Setelah Lanala dipindahkan ke ruang rawat inap dan mendapat perawatan, Chintia merasa sedikit lega.

Ia kemudian mendapat informasi dari ahli gizi di rumah sakit bahwa ada susu yang cocok untuk anaknya dan bisa membantu menambah berat badannya.

Namun pergantian susu dilakukan tanpa sepengetahuan Chintia.

Bahkan, setelah susu anak diganti, berat badan Lanala kembali turun, dari 2165 menjadi 2046 gram.

Pada Senin (7/8/2023), leher Lanala menguning.

Chintia mengaku langsung melapor ke perawat RSAB dan dijanjikan cek darah.

Pemeriksaan darah akhirnya dilakukan dua hari setelah laporan, yakni Rabu (9/8/2023).

Di hari yang sama, pukul 15.00 WIB, Chintia melihat ada darah di kantong kolostomi sang anak.

Saat melaporkan kejadian tersebut ke perawat RSAB, laporan Chintia dibantah.

Perawat mengatakan bahwa warna merah pada kantong colostomy bukanlah darah.

Masih di hari yang sama, Lanala mengalami sesak napas pada pukul 19.00.

Saat melapor, suster hanya mengecek kondisi kemudian keluar ruangan.

Kondisi ini bahkan berulang sebanyak empat kali sebelum Lanala mendapat pertolongan dari dokter.

Saat dokter UGD memeriksakan anak tersebut, dokter menanyakan Chintia sejak kapan anak tersebut mengalami kondisi tersebut, Chintia menjawab sejak pukul 19.00, dokter juga menanyakan apakah Chintia sudah memberitahu perawat tentang kondisi anaknya, tentu jawaban Chintia adalah iya.

Dari pertanyaan dokter, Chintia berkesimpulan bahwa saat menceritakan kondisi anaknya kepada perawat, perawat tidak memberitahu dokter.

Karena kondisi sang anak cukup memprihatinkan, akhirnya anak Chintia dilarikan ke ruang ICU.

Menunggu satu jam di ruang ICU, dokter menanyakan kapan kolostominya mengeluarkan darah, dan benar saja, yang ditanyakan Chintia kepada perawat sebelumnya sebenarnya adalah darah.

Diakui Chintia, akibat kelalaian perawat, anak yang kini berusia 1 bulan 27 hari itu harus menambah apa yang dideritanya sebelumnya, yakni pendarahan di kepala dan operasi.

Tanggapan RSAB Harapan Kita

Melihat dari akun Instagram @sucichintia88, Chintia mengaku pihak rumah sakit hanya meminta maaf atas kejadian yang menimpa anaknya.

“Mulai hari Kamis kami menunggu jawaban dari @rsabhk dan kami hanya menerima permintaan maaf. Ya Allah hancur hatiku,” tulis @sucichintia88, Senin (14/8/2023).

Chintia sangat terpukul hingga anaknya yang mengidap penyakit tersebut membuat Chintia geram dan meminta bantuan dari berbagai pihak.

Ibu bayi tersebut hanya menerima permintaan maaf dari pihak rumah sakit

“Manajemen @rsabhk terus anak saya begini, kita cuma dapat permintaan maaf dari kepala kamar?

Anak saya begini akibat kelalaian perawat di ruang rawat inap**.

Kami disaring untuk menjaga anak-anak kami, tidak hanya tidur dan menonton TV, kami juga membantu perawat kami yang menghitung fasilitas kami, yang memberikan informasi ketika terjadi sesuatu.

Misalkan pada jam 7 malam perawat memanggil dokter. jangan tunggu jam 9:37 malam. untuk memanggil dokter.

Aku yakin tidak akan seperti ini anakku. Dokter disana membantu anak saya berjuang selama 2 bulan lalu baru ditindih oleh suster saat itu.

Saya membutuhkan keadilan terbesar. Siapa yang tidak terpukul melihat kondisi anak seperti ini,” tulisnya.

Bahkan Chintia mengaku belum pernah bertemu dengan perawat yang sebelumnya bertanggung jawab atas kondisi sang anak.

Melalui story di Instagramnya, Chintia mengatakan jika pihak rumah sakit tidak membalas pesannya, kini kondisi sang anak kritis.

Disorot oleh Ahmad Sahroni

Viralnya postingan itu membuat Ahmad Sahroni, anggota DPR RI, ikut buka suara.

Ahmad Sahroni mengkritik Kemenkes atas kejadian ini.

“Ada kejadian sangat memprihatinkan yang diduga di RSAB Harapan Kita, penjelasan lengkapnya ada di postingan saya,

@kemenkes_ri menteri wajib cek perawat, bahaya kalo masih ada orang seperti ini di rumah sakit besar,

Tolong Pak Menteri Kesehatan @budigsadikin,” tulisnya di akun Instagram pribadinya @ahmadsahroni88, Selasa (15/8/2023).

Leave a Reply

Your email address will not be published.