Hanya disini! Takjil berbuka puasa ramadhan cuma Rp 2 ribu isi ayam goreng, telur balado, kacang ijo dan air mineral mau?
Situs Raja nya Togel Dan Slot Terpercaya di indonesia Rajangamen.com
Sekilas susah percaya, ada paket takjil dengan lauk ayam, telur balado, kacang ijo plus air minum, harganya hanya Rp 2 ribu, tapi nyatanya ada!
Bagaimana bisa? Ada cerita tentang seorang dermawan di Jakarta Pusat yang memberikan paket nasi bungkus untuk berbuka puasa hanya dengan Rp 2.000.
Agen togel terpercaya dan slot Online terpercaya Perkasajitu
Nasi bungkus tersebut ia jual di Jalan Pasar Baru Selatan, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Sejumlah warga antusias mengantri untuk mendapatkan nasi kemasan murah tersebut mulai pukul 16.00 WIB.
Mahajitu Togel Dan Slot Online Terbaik di asia
Pembelinya berasal dari berbagai kalangan, seperti ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, hingga orang lanjut usia.
Mereka datang dengan berjalan kaki, mengayuh sepeda, dan mengendarai sepeda motor.
Warga Pasar Baru, Ipah (64) saat mengantri membeli paket nasi kemasan murah seharga Rp 2.000 di Jalan Pasar Baru Selatan, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
![](http://kabarhitz.com/wp-content/uploads/2024/03/image-137.png)
Untuk mendapatkan nasi bungkus paket murah tersebut, pembeli harus membeli kupon seharga Rp 2.000, yang kemudian ditukarkan dengan nasi.
Bagi ibu lanjut usia mendapatkan dua kupon dengan membayar Rp 4.000.
Namun, laki-laki hanya mendapat kupon.
Sedangkan paket buka puasa seharga Rp 2.000 terdiri dari satu buah air mineral ukuran 600 mililiter, satu buah pisang, dan satu buah nasi bungkus.
Sedangkan isi nasi bungkusnya adalah tiga lauk yang terdiri dari satu potong ayam, telur balado, dan kacang hijau.
Jadi siapa pria dermawan ini?
Enggan Mengungkap Identitas
Keponakan sang dermawan, W, mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari sedekah pamannya
Ya, dia hanya ingin berbagi, kata W, dikutip dari Kompas.com, Senin (25/3/2024).
“Mungkin hamba Allah ini diberi rezeki lebih atau apalah, dia percaya dengan konsep sedekah,” imbuhnya.
W mengatakan, hal itu dilakukan agar terlihat masyarakat mana yang memang membutuhkannya.
“Misalnya kalau diberikan begitu saja, tidak akan terlihat. Kalau seperti ini, akan terlihat siapa yang benar-benar membutuhkan atau tidak,” ujarnya.
“Iya, kita makan bareng-bareng saja, bareng-bareng,” sambungnya.
Sejumlah warga antri membeli beras seharga Rp 2.000 di Jalan Pasar Baru Selatan, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024). (.com/ Baharuddin Al Farisi)
![](http://kabarhitz.com/wp-content/uploads/2024/03/image-138.png)
W menolak kegiatan jual beli beras kemasan murah tersebut karena tidak sesuai dengan konsep Hamba Allah.
“Sebenarnya lebih kepada mengajak mereka (warga) untuk beramal melalui Rp 2.000 ini. Artinya mereka yang bekerja butuh energi,” kata W.
Dalam kegiatan tersebut, pria dermawan itu dibantu delapan orang.
Mereka adalah juru parkir, penjual warung kelontong, pemilik kedai kopi, dan lain-lain yang mencari nafkah di Jalan Pasar Baru Selatan.
Maksud saya, yang bekerja (delapan orang) butuh tenaga, capek, kata W.
“Meski hanya Rp2.000, namun jika terkumpul akan sangat berarti bagi mereka (delapan orang ini),” imbuhnya.
Dengan kata lain, W menegaskan, Rp. 2.000 per orang untuk satu bungkus nasi tidak diambil oleh Hamba Allah.
Sebaliknya, upah tersebut dibagi rata kepada delapan pekerja.
“Iya, bukan untuk Hamba Tuhan ini. Jadi, bukan diambil untuk membuat nasi lagi, bukan. Merekalah yang membantu,” kata W.
Jadi sebulan sekali tidak banyak, tapi dari hasil ini dibagi-bagi. Buat duit capek. Konsepnya bersedekah untuk bersedekah, jelasnya.
Dengan memilih jalan tersebut, W mengungkapkan, sang paman yakin bahwa uang apa pun yang diperolehnya dari keringatnya sendiri tidak sepenuhnya menjadi milik pribadinya, melainkan ada rejeki orang lain di dalamnya.
“Jadi, kita berbeda. Apapun agamanya, kita ajarkan seperti itu. Kita (warga) juga mengajarkan mereka untuk bersedekah. Meski tidak mampu, mereka tetap bisa bersedekah dengan Rp 2.000,” tegasnya.
W menuturkan, kegiatan ini sudah berlangsung selama tujuh tahun terakhir.
Namun ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pria dermawan ini terpaksa berhenti melakukan kegiatan tersebut selama dua tahun.
Dijelaskannya, awalnya pamannya mengkhususkan kegiatan tersebut untuk warga Pasar Baru yang kurang mampu.
Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan tersebut semakin menarik perhatian warga sekitar bahkan masyarakat yang kebetulan melewati Jalan Pasar Baru Selatan.
“(Saat ini) banyak juga yang sehat tapi antri, tidak apa-apa. Iya, itu berarti mereka membutuhkan. Kita tetap berikan kepada mereka. Kalaupun sehat, pakaiannya bersih. Kalau antri, maka mereka membutuhkannya,” kata W.
Kegiatan amal ini diadakan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja.
Namun, di hari-hari biasa, pria dermawan itu tetap membawanya.
Dalam sehari, pria ini biasanya menyajikan 300 porsi nasi.
“Kalau sebelum Ramadhan, kita cuma ada hari Jumat. Tapi, kalau di bulan puasa ini, kemarin kita full, cuma hari Minggu yang libur. Nah, untuk minggu ini masih ada hari Rabu dan Jumat. Soalnya para pekerja juga mau mudik kan, ” dia menambahkan. W.(*)